ORASI

Ikan Mas Tur Dedari: Animasi Bali yang Bikin Ghibli Minder? Bongkar Cerita Aslinya di Sini!

Oke, ngaku aja. Kamu pasti udah liat seliweran di TikTok atau Instagram soal animasi Ikan Mas Tur Dedari, kan? Itu lho, animasi buatan anak muda Gianyar, Karya Adhistya Sedana, yang visualnya bikin kita semua teriak, “Ini Ghibli cabang Bali, ya?!”

Setiap ada animasi keren, pasti langsung dibandingin sama Ghibli. Klise? Banget. Tapi kali ini… mereka ada benarnya juga, sih. Kualitasnya emang keren gila!

Tapi, tahan dulu euforiamu. Di balik grafis secantik itu, ada cerita yang lebih tua dari HP Nokia bapakmu. Sebuah dongeng kuno Bali yang kalau diadaptasi jadi sinetron, mungkin ratingnya bisa ngalahin Ikatan Cinta. Yuk, kita bedah!

Spoiler Alert: Ini Dongeng Nenek Moyang Kita!

Jadi, dari mana Adhistya dapat ide brilian ini? Bukan dari mimpi pas tidur siang, tapi dari sebuah geguritan (itu lho, puisi Bali yang biasanya dinyanyiin) berjudul “I Durma lan Rajapala”.

Kalau kamu orang Jawa, ceritanya mirip-mirip lah sama Jaka Tarub. Versi Balinya gini:

  • Ada cowok sakti bernama I Rajapala. Kerjanya? Berburu di hutan.
  • Suatu hari, dia lagi ngopi-ngopi cantik di hutan, eh malah ngintip tujuh bidadari (dedari) lagi mandi di telaga. Kurang kerjaan banget, kan?
  • Karena isengnya level dewa, dia nyolong selendang salah satu bidadari, Ken Sulasih.
  • Singkat cerita, Ken Sulasih nggak bisa balik ke kahyangan, nangis-nangis, terus dipacarin deh sama I Rajapala. Smooth move.
  • Mereka nikah, punya anak namanya I Durma. Tapi… plot twist! Bertahun-tahun kemudian, si istri nemuin selendangnya dan langsung pesan Go-Jek ke kahyangan, ninggalin anak dan suaminya. Sedih.

Kebayang kan dramanya? Ini materi FTV banget!

Di-Remix Jadi Kekinian: Sudut Pandang Sang Anak

Nah, di sinilah letak sihir Adhistya. Daripada menjiplak mentah-mentah cerita I Rajapala yang agak problematik itu (gimana, ya… ngintip dan nyuri itu nggak keren, bro), dia memutar ceritanya 180 derajat!

Animasi Ikan Mas Tur Dedari diceritakan dari sudut pandang si anak, Saras (alias I Durma versi cewek). Dia nggak tahu siapa ibunya, dan sepanjang film kita diajak berpetualang mencari jawaban. Jauh lebih misterius, emosional, dan pastinya lebih asyik buat ditonton daripada nontonin bapaknya yang tobat setelah ditinggal istri.

Ikan mas di judulnya? Itu jadi semacam pemandu gaibnya. Keren, kan? Cerita lama, kemasan baru. Upgrade 2.0! Kalau kamu mau tahu lebih banyak soal budaya Bali lainnya, wajib baca artikel kami yang lain!

Bali Banget, Sampai ke Pori-pori!

Satu lagi yang bikin animasi ini spesial adalah detailnya. Ini bukan cuma “cerita dari Bali”. Ini adalah BALI dalam bentuk animasi. Dari cuplikannya aja udah kelihatan: arsitektur gerbang rumahnya, detail ukiran-nya, sampai pemandangan sawah yang bikin kangen pulang kampung.

Adhistya berhasil menangkap “rasa” Bali dan menaruhnya di layar. Salut! Buat informasi lebih lanjut, kamu bisa kepoin langsung media sosial sang kreator, Karya Adhistya Sedana.

Jadi, Apa Intinya?

Intinya, animasi Ikan Mas Tur Dedari ini lebih dari sekadar tontonan cantik. Ini adalah bukti bahwa cerita rakyat kita itu nggak kalah keren dari mitologi Yunani atau dongeng Disney. Cuma butuh sentuhan anak muda kreatif kayak Adhistya biar ceritanya bisa “naik kelas” dan dinikmati lagi.

Jadi, lain kali kalau ada yang bilang cerita lokal itu kuno, suruh aja nonton animasi ini. Biar mereka tahu rasa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *