ORASI

Hidup di Bali Budget 5 Juta? Emang Bisa?

Ah, Bali. Pulau di mana semua orang terlihat “sembuh”, kaya raya, dan sarapan smoothie bowl di tepi kolam renang. Lalu kamu, dengan gagah berani, datang membawa pertanyaan keramat: “Bisa nggak ya, hidup di Bali budget 5 juta?”

Jawabannya? Tentu saja bisa. Bisa banget. Asal kamu siap menukar ekspektasi “Eat, Pray, Love” di Instagram dengan realita “Eat, Bayar Kos, Repeat”.

Selamat datang, wahai para calon “gelandangan estetik”. Kamu pikir kamu akan meninggalkan pekerjaan 9-to-5 yang membosankan untuk hidup bebas di pulau tropis? Kamu benar. Kamu akan bebas. Bebas dari kemapanan, bebas dari tabungan, dan bebas memilih mau makan mie instan rasa apa malam ini.

Banyak yang bilang biaya hidup di Bali itu murah. Tentu saja murah, kalau kamu bandingkan dengan tinggal di penthouse di Monako. Tapi jika patokanmu UMR Jakarta dan kamu ingin “gaya hidup Bali”, bersiaplah untuk patah hati.

Mari kita bedah ke mana perginya uang 5 juta-mu yang berharga itu.

1. Akomodasi: Selamat Tinggal Villa, Selamat Datang Gang Sempit

Anggaran: Rp 1.500.000

Dengan uang segini, lupakan villa di Canggu. Lupakan guest house dengan kolam renang. Lupakan kamar estetik dengan bathtub dan jendela menghadap sawah.

Target realistis-mu adalah “Kos Putra/Putri Berkah Jaya” di pelosok Dalung atau di salah satu gang semrawut Denpasar yang lebarnya hanya cukup untuk satu motor dan satu doa.

Fasilitas yang akan kamu nikmati:

  • Kamar 3×3 meter (kalau beruntung).
  • Kipas angin yang suaranya lebih keras dari ombak di Uluwatu.
  • Kamar mandi luar yang harus kamu bagi dengan 10 orang lainnya, dengan jadwal air hangat yang gaib.
  • Tembok setipis triplek. Kamu bisa mendengar drama percintaan kamar sebelah, ikut meeting online tetanggamu, atau menikmati konser karaoke dadakan jam 2 pagi. Anggap saja live podcast gratis.

2. Kuliner: Dari “Cafe Hopping” Menjadi “Warteg Strolling”

Anggaran: Rp 1.800.000 (Rp 60.000 per hari)

Enam puluh ribu rupiah. Di Bali. Per hari. Untuk 3x makan.

Ini artinya kamu harus mencoret avocado toast (Rp 75.000), flat white (Rp 40.000), dan poke bowl (Rp 80.000) dari kamus hidupmu.

Menu gourmet harianmu adalah:

  1. Sarapan: Nasi Jinggo legendaris seharga Rp 5.000. Isinya? Nasi secuil, sambal seujung kuku, dan bonus misteri (kadang tempe, kadang mie).
  2. Makan Siang: Warung Nasi Campur lokal (bukan yang turis, ya). Budget Rp 20.000. Lauknya pilih antara telur, ayam suwir, atau orek tempe. Jangan minta ketiganya kalau tidak mau ditertawakan ibunya.
  3. Makan Malam: Balik lagi ke Nasi Jinggo, atau kalau mau sedikit mewah, sebungkus mie instan pakai telur.

Kopi? Tentu saja. Kopi sachet yang kamu seduh sendiri di kosan pakai air dispenser yang kadang bau kaporit.

3. Transportasi: Ojek Pribadi yang Menyamar Jadi Vario

Anggaran: Rp 500.000

Lupakan menyewa NMAX baru atau Vespa matic yang lucu. Budget Rp 500.000 sebulan itu cukup untuk sewa Vario atau Beat tahun 2012 yang spionnya cuma satu dan remnya berbunyi seperti jeritan hati.

Sisanya? Untuk beli Pertalite eceran di botol-botol pinggir jalan yang kemurniannya diragukan. Kamu juga akan otomatis menjadi ahli “shortcut” alias jalan tikus yang sebenarnya adalah jalan sawah becek, demi menghindari macet dan menghemat bensin 0,02 liter.

4. Gaya Hidup dan “Healing” (Versi BPJS)

Setelah membayar kos, makan, dan bensin (Total: Rp 3.800.000), kamu punya sisa uang Rp 1.200.000. Wow, sultan!

Uang ini harus cukup untuk:

  • Listrik token (Rp 100.000)
  • Paket data (Rp 100.000 – biar tetap bisa update story “Bali life”)
  • Sabun, sampo, deterjen (Rp 150.000)
  • Laundry kiloan (Rp 100.000)

Sisa uang “hiburan” murnimu adalah: Rp 750.000

Inilah dana healing kamu. Mari kita alokasikan:

  • Masuk Beach Club: Bisa! Kamu duduk di area pantai publiknya (gratis), lalu beli es kelapa di warung sebelah seharga Rp 15.000. Jangan coba-coba pesan koktail seharga Rp 150.000.
  • Menikmati Sunset: Tentu. Di Pantai Kuta, bayar parkir Rp 2.000, lalu nikmati pemandangan sambil menolak tawaran pijat dan gelang dari 15 pedagang berbeda.
  • Yoga: Bisa. Di kosan. Pakai matras pinjaman dan tutorial YouTube.
  • Sound Healing: Sangat bisa. Cukup buka jendela kamarmu jam 1 pagi dan dengarkan simfoni knalpot brong, anjing menggonggong, dan tetangga yang bertengkar. Sangat menenangkan.

Kesimpulan: Jadi, Bisa?

Bisa. Tentu saja bisa.

Hidup di Bali budget 5 juta sebulan itu bisa. Asalkan definisi “hidup” bagimu adalah survive. Kamu akan menjadi penonton di pulau wisatamu sendiri. Kamu akan melihat kemewahan di mana-mana, tapi kamu tidak bisa menyentuhnya.

Kamu tidak sedang “menjalani hidup di Bali”. Kamu hanya sedang bertahan hidup di lokasi yang kebetulan background-nya bagus untuk foto.

Selamat datang di Bali. Semoga saldo rekeningmu sekuat ekspektasimu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *