Kalau ada satu karya seni instalasi modern yang gratis dan bisa dinikmati semua kalangan di Bali—dari warga lokal sampai bule Canggu—itu adalah “kabel semrawut”. Gulungan kabel hitam ini sudah begitu ikonik, mungkin sebentar lagi ada yang jual kaosnya dengan tulisan “I Survived Bali’s Cable Jungle”.
Tapi, sepertinya masa keemasan kabel ini akan segera berakhir. Setelah bertahun-tahun meditasi, para pemimpin di Bali akhirnya mendapat pencerahan ilahi dan serempak bilang, “Cukup sudah!”. Kini, dilancarkanlah perang suci untuk menanam semua kabel ini ke perut bumi. Sebuah proyek ambisius bernama kabel bawah tanah Bali yang tujuannya bukan cuma bikin feed Instagram kita lebih estetik, tapi juga biar upacara adat nggak perlu ada sesi potong kabel lagi. Mari kita intip drama, komedi, dan harapan dari proyek kolosal ini.
Denpasar & Sanur: Dari Tukang Parkir Jadi Ksatria Fiber Optik
Denpasar, sebagai ibu kota yang budiman, tentu tak mau ketinggalan tren. Lewat proyek dengan nama keren, Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT), mereka memulai misi dari Sanur. Bagian paling plot twist? Proyek raksasa ini dipimpin oleh Perumda Bhukti Praja Sewakadarma, alias PD Parkir. Betul, Anda tidak salah baca. Dari ngurusin karcis Avanza, sekarang mereka ngurusin fiber optik. Sebuah career switch yang lebih dramatis dari sinetron. Medan perang pertamanya adalah jantung pariwisata Sanur, meliputi Jalan Danau Buyan, Toba, dan Tamblingan. Janji manisnya, kawasan ini bakal glowing bebas kabel pada awal Januari 2026. Jurus cerdik pun dipakai: biar nggak gali-tutup lubang sampai warga bosan, kabelnya diselipkan di bawah drainase. Efisien dan mengurangi potensi umpatan di jalan.
Badung: Sang Pelopor yang (Akhirnya) Menagih Janji
Sebelum Denpasar ngegas, Kabupaten Badung sudah lebih dulu pasang kuda-kuda. Maklum, sebagai tuan rumah Kuta dan Nusa Dua, mereka sadar betul pemandangan kabel acak-acakan itu tidak ada di brosur pariwisata mana pun. Modal mereka cukup kuat, yaitu Perda Utilitas Terpadu sejak 2016 yang sepertinya baru ditemukan lagi saat bersih-bersih gudang. Berbeda dari Denpasar, Badung memakai model keroyokan dengan mengajak swasta ikut gotong royong, dan biar semua berjalan “lurus”, proyek ini sampai diawasi Kejaksaan Negeri. Targetnya pun agresif, karena untuk tahun 2025 saja, 23 titik paling semrawut akan dieksekusi. Proyek kabel bawah tanah Bali di Badung ini tampaknya serius.
Gianyar & Ubud: Misi Mulia Menyelamatkan Bade dari Serangan Kabel
Di Ubud, alasan menanam kabel bukan cuma soal estetika. Ini soal kehormatan! Proyek ini punya misi suci: memastikan upacara Palebon (kremasi) berjalan mulus. Selama ini, setiap ada Bade (menara usungan jenazah) yang tingginya menyaingi tower SUTET, panitia harus melakukan ritual tambahan: gunting kabel Telkom atau internet tetangga. Repot, kan? Dengan kabel di bawah tanah, Bade bisa melenggang dengan agung tanpa ada drama senggolan. Inilah bukti nyata bahwa modernisasi bisa mendukung tradisi, bukan malah bikin ribet.
Efek Domino Positif (Bukan Cuma Tagihan)
Melihat tetangganya sibuk menggali, Bali Utara tak mau ketinggalan. Pemkab Buleleng sudah siap-siap menata Kota Singaraja mulai 2026. Mereka beruntung bisa jadi “pengikut cerdas” yang belajar dari penderitaan dan kesuksesan para pendahulunya di selatan. Sementara itu, DPRD di Jembrana dan Tabanan juga sudah mulai batuk-batuk, memberi kode ingin ikut program bersih-bersih langit ini.
Nikmatnya Debu & Macet Pembangunan Kabel Bawah Tanah Bali
Tentu saja, memindahkan kabel dari langit ke bumi itu tidak semudah swipe right di Tinder. Prosesnya akan menyuguhkan “paket wisata” jangka pendek yang menguji iman. Siap-siap saja menikmati festival debu yang membuat kita lebih rajin cuci motor, arena macet di jalanan yang menyempit sebagai tempat uji kesabaran tingkat dewa, hingga wahana lubang kejutan bekas galian yang kadang ditinggal begitu saja. Anggap saja latihan off-road gratis.
Namun, semua penderitaan sementara ini adalah harga yang harus kita bayar. Jadi, mari kita sama-sama tarik napas dalam-dalam, nikmati macetnya, dan dukung proyek kabel bawah tanah Bali ini.